twitter


CINTA SEJATI

Pagi hari yang cerah secerah hati para siswa SMA Harapan Bangsa tak terkecuali aku Diandra Calista Ayu. Aku biasa dipanggil Lista oleh teman – temanku. Tak berapa lama bel sekolah sudah berbunyi. Terlihat bu guru Titik wali kelas XI.IPA sudah berada di ambang pintu, dengan diikuti siswa baru di belakangnya. Pemuda itu memperkenalkan dirinya di depan semua murid IX.IPA
“namaku Dafa Reza Putra Anugerah, kalian bisa panggil aku Dafa”
Setelah memperkenalkan diri Bu Titik menyuruh Dafa untuk duduk di depan Lista. Saat Dafa duduk aku mengajaknya berkenalan dan mulai saat itu, kita menjadi sahabat yang sangat dekat. Suka maupun duka kulewati bersamanya.
Hari ini Dafa mengikuti lomba musik di sekolah, aku sudah berjanji untuk melihatnya. Tapi Ani ketua cirleader menelponku dan memberitahukan bahwa hari ini ada lomba tim basket SMA Harapan Bangsa dan tim basket SMA High Dream. Aku sudah berada di lapangan basket untuk menyemangati tim basket SMA Harapan Bangsa. Setelah pertandingan selesai Ilham ketua tim basket SMA High Dream menghampiriku dan mengajakku berkenalan. Ku lihat ponselku ada 11 telfon tak terjawab, aku baru ingat aku belum membertahu Dafa mungkin aku akan telat ke perlombaan. Aku berlali ke perlombaan, untung saja tepat pada waktu Dafa naik ke panggung
Pagi harinya Ilham dating ke rumahku untuk menjemputku ke sekolah, aku sedikit terkejut. Entah kenapa hatiku berdegub kencang saat berada di samping Ilham. Sesampainya di kelas aku menceritakan semuanya pada Dafa. Tapi Dafa tak berkomentar sedikitpun. Saat pulang aku juga dijemput oleh Ilham. Dan hal ini sedah menjadi rutinitasku setiap hari
Aku semakin dekat dengan Ilham tapi aku juga semakin jauh dengan Dafa. Aku merasakan sekarang ada jarak antara aku dan Dafa. Tak berapa lama aku dan Ilham menjadi sepasang kekasih. Hari ini pengumuman kelulusanku, Dafa dan teman – teman. Kami siswa SMA Harapan Bangsa lulus 100 %. Untuk merayakan ini SMA Harapan Bangsa mengadakan pesta dansa. Aku menelpon Ilham untuk mengajaknya ke pesta dansa, tapi Ilham sedang sakit dan terpaksa aku pergi ke pesta sendirian.
Di sana aku melihat Ilham bersama Ani sedang bergandengan tangan. Aku langsung melabraknya, terlihat Ilham tak membelaku
“asal lho tau Ilham itu udah gak suka sama lho” ujar Ani
“apa itu bener ham” tanyaku pada Ilham
“iya, itu bener” ujar Ilham
Badanku sangat lemas setelah mendengar kata itu keluar dari mulut Ilham. Dafa menarikku keluar dari pesta dansa. Dafa mengantarku pulang ke rumah, aku masih mengeluarkan air mataku. Sebelum Dafa pergi, ia memberiku surat. Aku membacanya di dalam kamar. Surat itu berisi bahwa Dafa akan pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliahnya di sana dan di akhir surat itu ada suatu kalimat yang membuatku tercengang (AKU MENCINTAIMU LISTA)
Paginya aku berlari ke rumah Dafa. Terlihat Dafa akan menaiki taksinya, aku berlari ke arahnya ku peluk dirinya seerat mungkin
“Lista, kamu kenapa”
“jangan pergi Daf, pleass”
“aku harus pergi Lista
“kenapa kamu gak bilang kalau kamu mau pergi dan kamu cinta sama aku’’
“sorry Lis”
“aku cinta juga sama kamu Daf, maaf aku gak pernah menyadari itu” air mataku mulai keluar dari persembunyianya
“kalau kamu cinta sama aku tunggu aku sampai aku kembali dari amrik”
“pasti Daf”
Itulah janjiku kepada Dafa sebelum ia pergi. 4 tahun sudah berlalu hari ini Dafa kembali ke Indonesia, aku sudah bersiap – siap untuk menjemputnya. Saat aku melihatnya ku berlari ke arahnya dan memeluknya seperti dulu.
“aku kangen kamu Daf”
“aku juga Lis”
Aku dan dafa ingin pergi ke cafe, aku duduk berhadapan dengan Dafa. Dafa mengeluarkan sebuah kotak yang berisi cincin.
“maukah kamu tunangan sama aku” ujar Dafa aku hanya mengangguk
“cincin ini akan kita pakai untuk tunangan kita nanti”
Selesai makan aku dan Dafa ingin pergi ke taman yang aa di seberang jalan sana. Saat di tengah jalan Dafa mendorongku ke tepian jalan hingga kepalaku terbentur batu, aku pingsan hingga 1 jam lamanya. Saat aku siuman aku sudah berada di rumah sakit, seorang suster mengahmpiriku
“anda sudah siuman”
“kenapa saya ada di sini sus dan mana pacar saya”
“jadi cowok itu pacar anda, saya turut berduka cita”
“kenapa sus”
“Pacar anda tertabrak mobil dan meninggal dunia”
“apa sus, gak mungkin sus” aku mulai menangis
“tapi ini yang terjadi, anda harus sabar, oh ya ini saya temukan di samping pacar anda”
Setelah memberikanya suster keluar dari kamarku, isinya adalah sincin yang tadi yang rencanaya akan di buat untuk pertunangan kita nantinya. Tapi pupuslah harapan itu, setelah aku merasa tubuhku sudah baik aku pergi ke rumah Dafa. Aku bertemu dengan orang tuanya
“tante saya Lista, pacar Dafa saya turut berduka cita”
“terima kasih Lista”
Aku menceritakan semuanya pada Ibunya juga tentang rencana tunangan yang akan di laksanakan
“tante, saya ingin tante jadi saksi untuk saya dsn Dafa bertunangan”
“tapi bagaiman caranya Lista”
Salah satu cincin itu ku pakaikan di jariku
“sekarang saya sudah bertunangan dengan Dafa tante”air mata kami mengalir sangat deras
Tak berapa lama aku melepas cincin ini dari tanganku
“dan sekarang aku udah putus dengan Dafa tante” aku memberikan cincin itu kepada ibunya Dafa
“dan aku ingin mengembalikanya pada tanta”
“Lista, lupakan Dafa biarkan dia tenang di alam sana”
“iya tante. Dan aku mohon sama tante simpan cincin ini tan”
“iya Lista” kami saling berpelukan dan hanyut delam kesedihan